Sejarah singkat BCS yang tidak mempunyai kepengurusan. Perlu diketahui bahwa Brigata Curva Sud (BCS) memang tidak memiliki struktur kepengurusan. BCS bukan sebuah organisasi suporter seperti kelompok suporter pada umumnya di Indonesia namun BCS merupakan komunitas suporter sepakbola yang menjunjung tinggi kebersamaan dan kekeluargaan. Tanpa kepengurusan, BCS bukan berarti liar tak terkendali. BCS mempunyai cara sendiri untuk menjaga kode etik dalam memberikan dukungan kepada klub PSS Sleman, ya… kode etik bukan AD ART. Di dalam kelompok BCS terdapat banyak sekali komunitas.
Komunitas-komunitas tersebut beranggotakan 20-200 orang bahkan bisa lebih. Dalam satu komunitas diorganisir oleh satu koordinator yang telah ditunjuk oleh komunitasnya. Dalam mengambil kebijakan, koordinator-koordinator komunitas tersebut berkumpul untuk membahas persoalan yang ada sehingga mencapai kesepakatan bersama. Setelah mendapat kesepakatan, koordinator menyampaikannya ke anggota komunitasnya. Setiap komunitas mempunyai forum tersendiri, satu bulan sekali atau tenggang waktu yang disepakati masing-masing komunitas berkumpul untuk menjalankan koordinasi.
Bagi anggota BCS yang tidak mempunyai komunitas atau biasa di sebut anggota Independent, informasi tentang kebijakan BCS bisa diakses melalui forum dunia maya. Tukar-menukar informasi juga sering dilakukan via ponsel. BCS mencoba menghilangkan hirarki atau struktur kepengurusan dalam kelompok ini, tujuannya agar setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam setiap pengambilan keputusan dan melaksanakan kebijakan yang telah disepakati. Selain itu, BCS bukan orang- orang yang mau diurus oleh segelintir orang saja. Oleh karena ini, kebersamaan dan kekeluargaan sangat dijunjung tinggi dalam kelompok ini dengan harapan BCS tidak dapat ditunggangi oleh orang-orang yang mempunyaikepentingan politik.
Jika anda masih bertanya siapa ketua atau pengurus BCS ?? maka jawabannya adalah semua anggota Brigata Curva Sud.
0 komentar:
Posting Komentar